Saturday, June 18, 2022

Motret Senja dengan Digicam [sunset vibe]

Motret Senja dengan Digicam [sunset vibe]

Kumpulan foto-foto waktu sore. Sebenarnya Saya sendiri tidak pernah sengaja motret sore-sore. Biasanya sih ya kalau lagi ke mana gitu lalu kebetulan bawa kamera dan kebetulanlagi langitnya cakep, ya motretlah Saya. Kalau pas gak bawa kamera ya skip aja.

Saya bukan penikmat senja yang memandangi langit sore sambil berhalusinasi, tapi kalau langitnya sedang elok ya Saya menikmati.

Kamera poket sejatinya gak didesain untuk memotret situasi minim cahaya tanpa bantuan flash, itu lah kenapa pada kamera poket selalu built in flash. Kalau motret remang-remang kamera akan menyesuaikan sendiri dengan ISO yang tinggi, bukaan aperture yang lebar dan Shutter yang lama. Nah tempo shutter yang agak lama ini kalau motretnya gak pakai topangan tripod, gambarnya bakal ada motion blur (tapi banyak juga yang suka sama kelemahan ini).

Sebenarnya ini langit yang biasa saja, tapi kebetulan sedang lewat gowes sambil bawa kamera.

Di hari yang sama dengan foto di atas, diedit warnanya dengan preset yang sama. Gowes ke pinggiran kabupaten kadang bisa nemu aja landmark unik.

Menjelang sore, langit yang masih cerah dengan sinar matahari yang terik tapi tidak panas.

Matahari sudah terbenam dan sedang mendung juga. Warnanya dibikin pink biar makin gloomy.

Sudah terdengar azan magrib tapi belum dapat tumpangan.

Horizon.

 

Thursday, June 16, 2022

Motret Hujan denga Sony W-350 digicam

Motret Hujan denga Sony W-350 digicam

 Sudah menjadi kebiasaan bagi Saya ke mana-mana bawa kamera. Dulu sebelum kamera ponsel secanggih sekarang, Saya suka bawa DSLR ke mana-mana walau cuma ke warung kopi. Ya gak selalu kepakai juga kameranya, biasanya diam di dalam tas saja. Namun semakin hari bawa DSLR itu merepotkan dan bikin capek karena body-nya yang gede itu.

Datanglah era di mana kamera yang tertanam di body smartphone semakin canggih. Bisa tarik dari saku dan langsung motret, kualitas gambarnya pun semakin baik. Untuk kebutuhan cetak sudah cukup apa lagi kalau cuma mau disebar melalui media sosial. Lebih ringkas.

Tidak lama, namanya juga selera manusia, memotret dengan memegang ponsel rasanya berbeda dengan menggenggam kamera. Sudah jelas bentuk saja berbeda. Lalu Saya ingin memotret lagi dengan kamera betulan tapi enggan juga bawa yang besar-besar, yang kecil saja. Ketemulah Saya dengan kamera saku Sony W-350 di antara tumpukan kardus waktu membersihkan rumah. Kamera yang dulu dibeli untuk rekreasi. Saya coba charge batrai lalu nyalakan ternyata gak bisa,  mungkin rusak. Akhirnya Saya bawa dulu ke tukang service untuk dicek kerusakan sekaligus minta diperbaiki.

Setelah kamera sudah siap dipakai, Saya selalu mengantonginya di tas kecil yang sama dengan wadah dompet dan ponsel. Ke warung kopi gak perlu bawa-bawa kamera bongsor lagi. Gowes juga lebih ringan. Pun ketika hujan, tinggal berteduh gak takut kerembesan air. Bisa juga sambil motret siraman air dari langit ke bumi.

Waktu itu hujannya deres banget, untung ada warung kopi buat neduh, ya sekalian pesen juga sambil nongkrong.

Air di jalanan sampai meluber.

Beda waktu dan tempat. Sudah agak lama duduk sampil ngopi. Hujan turun deras, arahkan kamera ke jalanan.

Ini masih siang, langitnya gak segelap ini tapi pengen aja mengulik warna di foto biar lebih dramatis.

Waktu main ke Munjungan di Trenggalek, saat berangkat langit cerah pas udah sampai sana hujan gak kalah derasnya. Buru-buru berteduh.

Motret-motret orang yang lewat.

Pinggir jalan, lalu-lalang kendaraan.

Tetap berkendara meski basah kuyup.

Sambil bekerja.

Ini waktu gowes ke atas bukit, untung ada tempat berteduh. Hujan gak terlalu deras tapi sama saja bisa bikin basah kuyup.
Nah itu sedikit cerita tentang motret waktu kehujanan. Mungkin lain kali kalau hujan dan motret bisa posting lagi. Oh ya, info aja sebagian foto di posting ini tentu saja sudah melalui proses editing warna. Bukan apa-apa biar feelnya dapet dan agak dramatis aja gitu. Lain kali akan saya bagikan setting dan presetnya.
Cara Memindahkan Foto dari Kamera Digital ke Android dan iPhone

Cara Memindahkan Foto dari Kamera Digital ke Android dan iPhone

Kamera digital yang sudah ada wifinya.

Ini proses yang paling simpel. Tinggal nyalain kamera dan menghubungkannya dengan ponsel melalui wifi. Di ponsel biasanya harus sudah terinstall aplikasi untuk mendownload file dari kamera, beda merk kamera akan beda juga aplikasinya. Namun, mengingat kamera digital zaman dulu gak ada wifinya, cara ini mungkin gak akan pernah terjadi. Kecuali kamera pocket masa kini yang mahal atau pakai memory card yang built in wifi.

Pentax MX-1, kamera keluaran tahun 2013 ini belum punya fitur wifi sebagai sarana transfer file ke perangkat lain.

Kamera digital yang tidak ada wifinya tapi memorynya ada wifi.

Nah sekarang ini ternyata sudah ada memory card yang selain sebagai penytimpan data juga ada fitur wifinya. Dulu sempat gak percaya Saya, sampai setelah cukup uang Saya beli itu memory cardnya. Memang memori ini punya harga yang agak mahal. Tapi fitur wifi dalam memory ini beneran ada dan sangat membantu buat Saya yang punya kamera digital jadul yang belum ada wifinya. Memory ini juga bisa dipakai untuk kamera DSLR lawas yang belum punya wifi.

Saya sendiri juga belum lama tahu kalau ada SD Card dengan tambahan fitur wifi, awalnya agak gak percaya. Tapi setelah melihat banyak review akhirnya beli juga. Urusan transfer foto jadi lebih mudah dan sederhana dengan kartu memori ini.

Untuk cara pakainya mirip dengan kamera masa kini yang udah punya fitur wifi. Download dan install dulu aplikasi yang datang bersama memory ke dalam ponsel. Di playstore atau appstore pasti ada. Setelahnya nyalakan kamera dan hubungkan ponsel ke SSID wifi yang dipancarkan oleh memory. Buka aplikasi lalu pilih foto yang mau disimpan ke dalam ponsel. Semudah itu tapi agak bondo.

Dari kamera digital ke laptop/PC menggunakan card reader.

Cara paling primitif tapi juga paling efektif. Dengan cara ini perpindahan file dari memory ke komputer bisa sangat cepat, tentu saja tergantung jumlah file dan port usb/memory card yang digunakan. Tinggal tancap > copy > paste. Operesai selesai. Mau pakai OS apa pun caranya sama. Bisa juga menggunakan kabel data yang kadang datang beserta unit kamera yang dibeli. Tapi menurut Saya memindahkan file dari kamera ke kopmuter menggunakan kabel ini lumayan ribet karena harus bawa kabel ke mana-mana. Toh kebanyakan laptop masa kini sudah disertai port card reader.

Saya pernah membeli card reader berbentuk seperti kartu yang tebal yang kalau mau memakainya harus disambung dengan kabel terlebih dahulu. Di awal pemakaian memang dapat diandalkan. Tapi setelah agak lama, port kabel pada card reader mengalami kerusakan dan tidak dapat dipakai, sayang sekali. Akhirnya saya mencari penggantinya dan menemukan card reader dengan desain yang ringkas ini.

Dalam memilih card reader, alangkah enaknya kalau membeli yang support USB 3.0 biar kecepatan transfer juga cepat. Bahkan sekarang juga ada card reader dengan opsi port USB type C. Link pembelian card reader dengan desain sesederhana flash disk dan mudah dibawa. https://tokopedia.link/hLm82KFZRqb

Dari laptop/pc ke Android.

Oke, setelah berhasil memindahkan file foto ke dalam komputer, lalu bagaimana kalau ingin mengunggahnya ke media sosial? Bisa langsung melalui browser atau kirim dulu ke ponsel untuk diedit cantik atau edit khusus untuk media sosial tertentu. Caranya pun sebenarnya mudah. Paling sederhana menggunakan kabel data. Hubungkan ponsel dengan PC menggunakan kabel. Buka file explorer, lalu copy dan paste ke dalam folder yang ada di dalam ponsel. Selain menggunakan kabel bisa juga menggunakan jaringan wifi. Bahkan untuk beberapa ponsel bisa langsung transfer file menggunakan wifi direct.

Dari laptop/PC ke iPhone.

Ini yang paling ribet, kecuali laptop atau komputer yang dipakai keluaran Apple juga seperti iMac atau Macbook. Transfer foto layaknya data bisa dengan mudah dan cepat sekali dengan menggunakan AirDrop. Tinggal klik kanan pada file yang telah dipilih lalu klik Share > AirDrop tunggu beberapa saat sampai device kita dikenali. Klik nama device/iPhone lalu tap OK pada gawai dan selesai. Semudah itu. Tapi lain lagi kalau pakai PC atau komputer yang berOS selain OSX. Pakai kabel USB pun kadang ribet, butuh aplikasi tambahan. Tapi paling mudah tetap melalui jaringan nirkabel atau wifi meski tetap juga membutuhkan aplikasi tambahan. Ada banyak contohnya seperti ShareIt, Document, dan lain-lain. Semuanya mengharuskan PC dan iPhone terhubung ke jaringan wifi yang sama.

Cara lain transfer foto dari PC ke iPhone, kalau sudah sama-sama terhubung ke internet. Upload saja berkas foto ke Google Drive, Photos, atau iCloud. Tinggal nanti unduh dari ponsel. Beres.

Mempersiapkan Kamera Digital untuk Traveling

Mempersiapkan Kamera Digital untuk Traveling

Sudah punya digicam? Sudah siap buat berangkat traveling juga? Sudah dipacking jug asemua? Eits tunggu dulu, biar kamera digital kita gak ada yang ketinggalan optimal nanti waktu digunakan. Mari periksa beberapa checklist ini.

Kamera.

Ya tentu saja kamera itu sendiri. Kita harus memeriksa, memastikan kamera bisa berfungsi dan digunakan dengan baik. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk pemeriksaan ini? Paling tidak sehari sebelum berangkat kita nyalakan kamera, coba untuk motret beberapa kali. Dari sini kita akan tahu kamera bisa bekerja dengan baik atau tidak.

Digicam paling enak buat diajak traveling adalah yang bisa masuk saku.

Lalu apa lagi? Periksa juga tombol-tombol fungsinya, siapa tahu ada yang gak beres. Untuk memastikan saja, seumpama memang ada yang gak beres, kita jadu tahu lebih awal dan gak dibikin panik waktu traveling. Ya kadang juga kamera digital kita ini memang sudah berusia tua.

Baterai.

Rasa-rasanya batrai kamera sekarang ini semakin murah saja, apa lagi banyak type kamera tapi menggunakan satu jenis batrai yang sama. Tapi kamera poket zaman lawas kadang tiap model punya type batrai sendiri.

Charge juga baterai sampai penuh sebelum berangkat. Jangan lupa untuk membawa chargernya. Siapa tahu nanti bakal butuh lagi, meskipun kita punya batrai lebih dari satu. Punya banyak batrai memang enak apa lagi kalau kamera dipakai sambil jalan, gak bakal khawatir bakal kehabisan daya. Tapi sepengalaman saya selama travelihng bawa digicam, baterai satu saja sudah cukup untuk dua sampai tiga hari. Ya tergantung pemakaian juga sih. Kalau suka pakai flash tentu saja daya baterai akan cepat habis, apa lagi kalau sambil take video ala-ala vintage.

Memori.

SD Card dengan kapasitas 4 GB sudah agak sulit cari yang baru, apa lagi kapasitas yang lebih kecil. Makin sulit lagi carinya kalau memorynya bukan jenis SD Card.

Berikutnya yang menjadi checklist penting sebelum berangkat traveling sambil bawa digicam adalah memory card. Gak kalah krusial karena foto-foto yang kita potret akan tersimpan di kepingan kecli ini. Alangkah baiknya sebelum berangkat lakukan back up data terlebih dahulu. Pastikan juga ada space yang cukup untuk dipakai motret lagi. Kalau memang sudah penuh, back up dulu lalu hapus sajas emuanya. Oh ya, kalau punya lebih dari satu memory bawa saja sekalian buat cadangan. Jaga-jaga kalau memory penuh, mengingat kapasitas memory digicam kadang kurang dari 2 GB (memory ukuran kecil ini sekarang juga susah carinya). Tapi buat penyuka digicam dengan "low megapixel" memory kecil juga akan muat-muat saja sampai ratusan foto.

Case / Tas.

Tambahan aja sih ini biar nantinya aman dan enak dibawa, dari pada dimasukin tas atau dikantongin (secara nama lainnya pocket camera). Digicam akan lebih praktis dan gaya kalau ditaruh di wadah/case khusus. Ada banyak macam desain unik dan ukuran yang beredara di online shop. Dengan wadah ini kamera akan terlindungi dari benturan dan juga tersembunyi. Kalau buat Saya sendiri sih paling suka pakai tas selempang atau waist bag. Tinggal masukin aja, ngambilnya juga gampang, tarik kamera dari dalam tas langsung bisa motret.

Ada banyak case kamera yang lucu-lucu tapi Saya sendiri lebih nyaman pakai tas selempang macam begini. Bisa bawa dompet sapa printilan lainnya.

Semua checklist pemeriksaan buat persiapan traveling ini seharusnya dilakukan satu hari sebelum keberangkatan. Biar tidak buru-buru dan kalau masih ada yang kurang bisa diperbaiki dengan santai.

Wednesday, June 15, 2022

Hunting Foto di Puncak Gunung Bekel dengan Digicam Sony W-350

Hunting Foto di Puncak Gunung Bekel dengan Digicam Sony W-350

 Mendaki gunung menjadi salah satu aktivitas out door pilihan Saya. Meskipun sejak sebelum berangkat sudah tahu kalau mendaki gunung bakal membuat badan capek semua, tapi tetap saja Saya lakoni. Tentu sedari pertama kali mendaki gunung pengalaman paling excited tak pernah terlewat dari jepretan kamera, walau pun ya kadang gambar tak mampu menyampaikan keseruannya (karena skill motret yang pemula).

Belum lama ini saya naik gunung lagi, bukan yang paling tinggi bahkan masih di bawah rata-rata gunung di Jawa. Gunung ini berada di sebelah barat Gunnug Penanggungan namanya Gunung Bekel. Seperti menjadi pendamping dari Gunung Penanggungan, Gunung Bekel ini selalu menjadi jujugan berikutnya para pendaki setelah mendaki Gunung Penanggungan. Atau mungkin malah menjadi semacam simulasi pendakian sebelum naik ke Gunung Penanggungan yang lebih tinggi dan melelahkan.

Ini ada beberapa foto waktu Saya ke sana. Saat itu Saya berangkat sore hari, jadi sampai puncak pas sudah gelap. Paginya angin kencang membuat langit cerah tidak ada mendung bahkan kabut sama sekali. Menyangkan bisa memotret pemandangan ketika langit cerah.

Tenda kecil yang dihembus angin kencang.

Papan yang menyambut para pendaki, seperti mau memberitahu bahwa sudah sampai puncak.

Jajaran Gunung Arjuno sampai Welirang.

Puncak Bekel itu gak ada pohonnya, savana rumput saja yang luas.

Puncak Gunung Penanggungan.

Tenda pendaki.

Pemukiman di Trawas.

Gungukan Gunung Bekel dilihat dari bawah.

Foto ini diambil saat perjalanan berangkat. Sampai di pertigaan Candi Pura. Waktu itu sudah malam, lumayan capek padahal baru setengah perjalanan yang sebenarnya tidak terlalu jauh tapi ya nanjak terus. Berhenti sebentar untul istirahat dan ganti headlamp karena yang pertama sudah habis batrainya. Motret pakai digicam Sony W-250 dengan bantuan flash.

Oh ya, ini Saya juga sempat bikin vlog ala-ala solo hiking.

Tuesday, June 14, 2022

Koleksi Foto Landscape Pulau Santen Banyuwangi Sony W-350 digicam

Koleksi Foto Landscape Pulau Santen Banyuwangi Sony W-350 digicam

 Pulau Santen ini buat sampean yang belum tahu, letaknya ada di pesisir timur Banyuwangi. Tepat sebelah selatan Pantai Boom. Jadi kalau dari tengah kota menyusuri jalan ke arah timur lalu agak ke selatan sedikit. Begitu lah mungkin lebih mudah dicari melalui peta digital semacam Google Maps.

Yang pertama kali membuat Saya penasaran dengan pulau ini adalah namanya, Santen. Awalnya Saya kira bakal berkaitan dengan bahan masakan, ternyata tidak sama sekali. Kabarnya nama Santen diambil dari pohon yang banyak tumbuh di pulau ini. Seperti apa pohonnya Saya coba cari tahu lagi-lagi melalui Google Maps. Lho ternyata gak cuma ada deretan pohon santen. Banyak yang bilang ada savana juga di sana, Saya semakin penasaran dan membulatkan tekad buat ke sana.

Tentu saja dengan kamera di saku dan siap motret ke mana saja.

Kalau mau ke Pulau Santen, perhatikan juga kendaraan yang dipakai. Untuk bisa masuk ke dalam pulau hanya ada satu jembatan kayu yang hanya bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Mobil? tentu saja harus parkir di sebelum jembatan. Oh ya Pulau Santen yang sepertinya terbentuk dari endapan pasir sungai bertemu dengan ombak pantai ternyata juga ada penduduknya. Masyarakat Pulau Santen bermukim di sisi utara pulau, pas setelah masuk melewati jembatan.

Nah sisi selatannya kosong, di tempat ini lah ternyata ada savana. Gak luas sih cuma ya lumayan buat lari-larian. Mungkin seluas lapangan bola tapi lebih panjang dan ada banyak pohonnya.

Bentang alam Pulau Santen.

Pepohonan yang menjorok ke laut. Pantainya ini sepi pengunjung tapi banyak sampahnya, mungkin terbawa arus laut.

Pulau Bali tampak di seberang.

Motret pohon dan rerumputanyang kelihatan bersih karena menutupi sampah.

Ranting kering.

Sarang burung yang mungkin sudah ditinggalkan penghuninya.

Berteduh di antara pepohonan.

Jajaran pohon santen yang menjadi cetus nama pulau ini.

Yang dibilang savana tapi kalau buat Saya ini masih kurang luas banget, tapi boleh lah kalau mau lari-larian di sini, bisa bikin capek juga.

Kalau mau ke sini dan foto-foto aestethic sekalian bawa sapu buat bersihin sampah. Ya masak mau foto cakep tapi sampahnya berserakan. fail.

Garis pantai, gak rekomen buat mandi atau main air, selain memang keruh gak ketahuan juga kedalamannya. Tahu-tahu bisa tenggelam.


Foto-foto Selama Tinggal di Homestay Wisata Banyuwangi // Sony W-350

Foto-foto Selama Tinggal di Homestay Wisata Banyuwangi // Sony W-350

 Tempat yang nyaman dan photogenic, hmm bikin makin betah saja. Menyenangkan sekali tinggal di tempat seperti ini. Bahkan ketika gak ke mana-mana, foto-foto bisa jadi healing tersendiri. Di hari-hari selama stay di tempat ini, tiap pagi seperti scene baru. Pancaran sinar matahari yang berbeda selalu meberi kesan yang berbeda. 

Lagi-lagi foto yang Saya kumpulkan selama di tempat ini dipotret dengan kamera saku Sony W-350. Digicam segenggam ini mampu menangkap momen yang kekal. Dipoles sedikit warnanya di lightroom membuat gambar semakin sesuai selera.

Teduh, bahkan sampai tengah hari pun masih terasa sejuk apa lagi kalau ditambah hembusan angin. Bisa menangkal panasnya Banyuwangi di musim kemarau.
Duduk di teras kamar, agak siang akan kepanasan kalau lama-lama duduk di sini.

Bale utama, bisa bersantai sambil nonton TV atau baca buku, bisa juga yoga di sini.

Patung berkalung.

Latar sempit dengan jalan mengarah ke setiap kamar.

Sarapan. Nasi kuning setempat beserta buah-buahan.

Semangka merah, kuning, jambu dan minuman segar.

Mengintip dari dalam kamar.

Foto-foto makan. sederhana saja sebenarnya tapi makannan yang gak difoto selama traveling itu rasanya terlewat saja. Padahal kalau gak difoto rasanya akan tetap saja. Agak norak memang tapi biar saja.

 

Kalau mau lihat lebih detail tentang tempat ini. Berikut ini ada video yang juga sempat saya buat selama bersenang-senang di sana.