Sunday, August 28, 2022

Alasan Senang Motret dengan Digicam dan Street Photography di Mojosari

Alasan Senang Motret dengan Digicam dan Street Photography di Mojosari

 Digicam atau kamera saku yang memang dari namanya membawa kepraktisan untuk dimasukkan ke kantong baju. Sekarang ini mulai digemari lagi para penghobi fotografi. Setelah sebelumnya ramai-ramai bermain dengan kamera analog yang membutuhkan waktu untuk memproses filmnya.

Ada yang bilang kalau kamera digital ini mempunyai hasil foto menyerupai kamera analog/film sehingga membuatnya dilirik oleh pengguna kamera film. Hmm, menurut Saya keduanya berbeda. Kamera film kadang menghasilkan gambar yang lebih buruk dari kamera film, tapi kelemahan ini yang sering membuat banyak orang melirik digicam. Karena kalau mau hasil foto yang bagus ya pakai kamera di handphone saj asudah cukup.

Peralihan tren ini juga dipengaruhi harga. Kamera film makin lama makin mahal, belum lagi kalau kamera SLR akan membutuhkan lensa yang makin lama juga gak makin murah. Setelah itu juga akan membutuhkan waktu dan biaya lagi untuk pemrosesan negatif film menjadi foto yang bisa dilihat hasilnya. Sementara itu kamera digital harga bekasnya murah sekali, meskipun belakangan ini harganya mulai merangkak naik tapi masih terjangkau.

Beruntung Saya punya kamera digital warisan ibu yang jarang dipakai sampai kami pikir kameranya sudah rusak karena tidak bisa menyala. Saya coba bawa ke tukang service kamera ternyata masih bisa diperbaiki.

Kini setiap kali keluar rumah, selain mengantongi ponsel dan dompet, tidak ketinggalan kamera saku kecil ini. Memang tidak selalu Saya pakai motret, tapi ketika sedang menunggu bisa digunakan untuk menghilangkan rasa bosan. Seperti waktu mengantar dan menunggu ibu belanja ke pasar.

Bus sekolah yang lewat, dipotret dengan digicam Sony W350.


Panning, ternyata digicam lawas bisa dipake motret kayak gini juga.

Antara hasil foto yang unik atau memang kelemahan dari digicam itu sendiri, lemot kadang shutter speed lambat padahal setting auto di siang terik. Ya mungkin karena ukuran sensor yang kecil.

Menunggu pesanan disajikan.

Pohon dengan dan lebat dan ranting yang telah ditinggal daun berguguran.

Berjalan bersama berdampingan.

Foto aktifitas ekonomi di depan pasar.

Senja di Jakarta, Sebuah Tangkapan Gambar dengan Digicam.

Senja di Jakarta, Sebuah Tangkapan Gambar dengan Digicam.

Digicam Sony W350 ini adalah kamera yang bisa dibawa dari rumah ke tempat kerja dan juga bisa digunakan di tempat umum. Kualitas gambarnya tidak jelek, meski sering kali tidak lebih bagus dari kamera pada ponsel masa kini, namun kemampuannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagaiamana pun kamera kecil ini dulunya merupakan teknologi yang canggih pada zamannya. Sampai saat ini pun masih bisa diandalkan. 

Tangkapan kamera digital Sony W350 menjelang sore hari.

Selain keindahan kualitas fotografi yang bagus, Saya bisa mengambil foto setiap hari. Perangkat ini kecil dan mudah dibawa-bawa di dalam tas selempang atau saku baju.

Bepergian ke tujuan yang sering dikunjungi kadang memang membosankan. Tapi dengan membawa kamera pocket yang kini lebih sering digunakan oleh penghobi untuk main-main, kadang dengan membawa kamera saku ini bisa membuat kita lebih aware dengan lingkungan sekitar, siapa tahu ada momen yang unik untuk diabadikan. Saat kita berada di momen tersebut, momen itu terekam dalam kamera dengan ukuran imut yang bisa Sampean gunakan saat Sampean ingin mengingat kembali pengalaman Sampean.

Kehidupan biasa, perjalanan santai di Jakarta - ada banyak kesempatan bagi Sampean untuk mengambil foto kehidupan di sekitar Sampean. Tidak hanya dapat langsung difoto, tetapi juga menunjukkan kota dengan cara yang berbeda.

Saya sering kali naik bus kota untuk pulang pada sore hari karena lebih cepat dan nyaman, apalagi murah, serta layanan pemberhentian di sepanjang rute.

Nah berikut ini adalah foto-foto yang Saya potret selama perjalanan pulang.

 

Menunggu bus lewat sampai magrib.

Kepadatan jalanan yang membuat Saya lebih suka naik angkutan umum saja.

Langitnya tidak sevibrant ini, sengaja Saya utak-atik warnanya biar lebih menarik dan menyerupai ekspektasi.

Menyebrang melalui JPO.

Bunga di antara gedung-gedung tinggi.

Sunday, August 14, 2022

Hunting Foto Bus di Terminal Surodakan Trenggalek

Hunting Foto Bus di Terminal Surodakan Trenggalek

Dari terminal Surodakan ini kebanyakan bus memiliki jurusan ke kota terdekat seperti Ponorogo, Pacitan, Tulungagung dan Blitar. Untuk jurusan jarak jauh kota yang dilayani adalah Banyuwangi, Surabaya, dan Jakarta.

Pun PO bus yang melayani rute ini paling sering frekuensi kedatangan dan keberangkatan adalah Harapan Jaya, Harapan Baru, Bagong dan Pelita Indah untuk bus Antar Kota Dalam Provinsi. Bus ke luar provinsi yang kemarin saya jumpai ada Harapan Jaya dan Rosalia Indah yang hendak ke Jakarta. Selain itu ada bus-bus kecil jarak dekat ke Ponorogo atau Blitar seperti Jaya.

Selama hunting foto di terminal Surodakan ini kamera yang Saya gunakan adalah Sony W-350, sebuah digicam lawas yang bisa dikantongi. Untuk setting pada kamera ya auto saja, Scene Pantai biar dapet banyak birunya langit.

Menyenangkan sekali bisa hunting foto di waktu cerah dan di tempat seperti ini. Setelah diedit warna yang dihasilkan bisa semakin cakep.

Dua bus Bagong yang masih parkir menunggu giliran jalan.

Bus trayek lokal.

Antrian bus di terminal, Harapan Jaya dan Bagong mendominasi di sini.

Buntut bus AKDP.

Harapan Jaya.

Kior di Terminal Surodakan.

Harapan Jaya karoseri Adi Putro.

Menunggu penumpang tapi siap berangkat.

Bus Jaya masih menunggu penumpang.

Para penumpang akan naik bus.

Diantara banyak pilihan.

Tarif biasa via tol, cepat langsung Trenggalek.

Rosalia Indah yang sudah berangkat dan Harapan Jaya yang baru datang.

Kesibukan di Terminal Surodakan yang lengang.

Harapan Baru, bus jurusan Trenggalek - Banyuwangi menyelinap baru datang.

Harapan Jaya.

Rosalia Indah bersebelahan dengan Harapan Jaya.

Elf, mungkin hanya melayani rute pendek.

Memilih bus yang akan dinaiki.

Bagong, tarif biasa ekonomi via tol.

Bagong.

Bus Rosalia Indah yang siap berangkat.

Rosalia Indah sedang menaikkan penumpang.

Sudut terminal Surodakan dengan kios pedagang makanan dan minuman.